sdn 2 Ngadirejo terendam banjir, ujian di SDN Ngadirejo 2 ditunda karena terkena banjir, banjir di Ngadirejo menyebabkan ujian di SDN Ngadirejo 2 di tunda..
Banjir Rendam SDN Ngadirejo 2, Ujian Semester Ditunda
Pelaksanaan ujian semester yang semula dijadwalkan pada Jumat pagi, 6 Desember 2024, di SDN Ngadirejo 2, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, terpaksa mengalami penundaan. Hal ini disebabkan oleh banjir yang merendam bangunan sekolah akibat hujan deras dengan intensitas tinggi sejak Kamis sore, 5 Desember 2024.
Kondisi Sekolah Pasca Banjir
Hujan deras yang mengguyur selama empat jam, mulai pukul 14.00 hingga 18.00 WIB, menyebabkan air meluap ke area sekolah. Menurut Kepala Sekolah SDN Ngadirejo 2, Winarto, banjir mulai masuk ke lingkungan sekolah sekitar pukul 22.00 WIB. "Air berhasil merendam hampir seluruh ruangan, termasuk ruang kelas dan ruang guru," ungkapnya.
Tidak hanya menggenangi lantai, banjir kali ini juga meninggalkan material lumpur yang tebal, sehingga membuat proses pembersihan menjadi tantangan tersendiri. Ratusan murid bersama guru dan tenaga pengajar bekerja sama membersihkan area sekolah dengan menggunakan alat seadanya.
"Kami fokus pada pembersihan lumpur dan air yang masih tergenang. Situasi ini mengharuskan ujian semester ditunda hingga Senin depan. Semua ruangan kelas masih dalam kondisi basah, sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan," kata Winarto.
Kerugian dan Dampak yang Ditimbulkan
Banjir kali ini dinilai lebih parah dibandingkan dengan kejadian serupa pada tahun sebelumnya. Selain mengganggu jadwal kegiatan belajar-mengajar, banjir juga merusak sejumlah perangkat elektronik yang ada di sekolah.
"Sejatinya, kami sudah melakukan antisipasi dengan meninggikan lantai di beberapa ruangan. Namun, ternyata air tetap bisa masuk melalui celah-celah kecil yang tidak terduga," ujar Winarto.
Kerugian material akibat kerusakan perangkat elektronik menjadi perhatian serius, mengingat alat-alat tersebut sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran berbasis digital. Belum lagi, kerusakan pada infrastruktur fisik sekolah yang memerlukan waktu dan biaya tambahan untuk perbaikan.
Respon dan Partisipasi Siswa
Dalam situasi darurat ini, siswa dari kelas 4 hingga kelas 6 turut berpartisipasi aktif dalam kegiatan kerja bakti membersihkan sekolah. Keterlibatan mereka tidak hanya membantu mempercepat proses pemulihan, tetapi juga menjadi bentuk pembelajaran tentang gotong royong dan kepedulian terhadap lingkungan.
"Kami sangat mengapresiasi semangat siswa yang ikut membersihkan sekolah. Hal ini menunjukkan nilai kebersamaan yang masih kuat di kalangan mereka," kata Winarto.
Sementara itu, untuk siswa kelas 1 hingga kelas 3, kegiatan belajar dilakukan di rumah hingga kondisi sekolah benar-benar siap digunakan kembali.
Analisis Penyebab dan Solusi Jangka Panjang
Banjir yang melanda SDN Ngadirejo 2 ini bukanlah kejadian yang berdiri sendiri. Menurut pengamat lingkungan dari Universitas Negeri Madiun, Dr. Tri Wahyudi, fenomena banjir ini bisa disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan manusia.
"Curah hujan yang tinggi menjadi pemicu utama, tetapi kondisi tata kelola drainase yang buruk juga turut memperburuk dampaknya," jelas Tri Wahyudi.
Ia menekankan pentingnya perbaikan sistem drainase di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Selain itu, pemerintah daerah perlu melakukan pemetaan wilayah rawan banjir untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
"Kita perlu menanam lebih banyak pohon di sekitar area sekolah dan memastikan saluran air tidak tersumbat. Edukasi kepada masyarakat juga penting agar tidak membuang sampah sembarangan," tambahnya.
Peran Pemerintah dalam Penanganan Banjir
Pemerintah Kabupaten Madiun diharapkan dapat mengambil langkah cepat dan strategis untuk membantu sekolah-sekolah yang terdampak banjir. Selain memberikan bantuan darurat berupa alat kebersihan, pemerintah juga perlu menyediakan dana rehabilitasi untuk perbaikan infrastruktur sekolah yang rusak.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun, Sutrisno, mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah terdampak untuk mendata kebutuhan mereka. "Kami akan segera memberikan bantuan yang dibutuhkan, baik dalam bentuk material maupun pendampingan teknis untuk perbaikan fasilitas," ujarnya.
Ia juga mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama menjelang musim penghujan.
Harapan dan Kesimpulan
Kejadian banjir yang menimpa SDN Ngadirejo 2 ini menjadi pengingat akan pentingnya upaya mitigasi bencana, baik di tingkat individu, masyarakat, maupun pemerintah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan tidak hanya memerlukan perlindungan fisik dari ancaman bencana, tetapi juga dukungan untuk memulihkan kondisi belajar-mengajar pasca kejadian.
Dengan kolaborasi yang baik antara siswa, guru, orang tua, dan pemerintah, diharapkan sekolah dapat kembali normal dalam waktu dekat. Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh siswa dan guru di SDN Ngadirejo 2 menjadi contoh nyata bahwa kebersamaan adalah kunci menghadapi tantangan apa pun.