Bedanya Air PDAM Dan Air Biasa

 


Bedanya Air PDAM dan Air Biasa: Sumber, Kualitas, dan Keamanan Dari Keduanya.

Air adalah kebutuhan mendasar yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia. Setiap hari, kita mengandalkan air untuk keperluan seperti minum, memasak, mandi, mencuci, hingga untuk irigasi dan industri. Namun, tidak semua air yang kita gunakan memiliki standar kualitas yang sama. Di Indonesia, dua jenis sumber air yang umum digunakan adalah air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) dan air biasa, yang sering kali merujuk pada air dari sumur atau sumber alami lainnya. Apa sebenarnya perbedaan antara keduanya, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci bedanya air PDAM dan air biasa, dari segi sumber, proses pengolahan, kualitas, keamanan, hingga aspek biaya.


1. Pengertian dan Sumber Air PDAM dan Air Biasa

Berikut adalah pengertian dan sumber air biasa dan PDAM yang wajib di ketahui masyarakat.

Pengertian Air PDAM

PDAM, singkatan dari Perusahaan Daerah Air Minum, adalah perusahaan yang dikelola oleh pemerintah daerah yang bertugas untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat. Air yang disediakan oleh PDAM umumnya berasal dari sumber-sumber air permukaan seperti sungai, danau, waduk, atau mata air yang telah dipilih dan diawasi oleh pihak berwenang. Setelah diambil, air tersebut melalui proses pengolahan dengan standar tertentu sehingga memenuhi syarat sebagai air layak konsumsi dan aman untuk kebutuhan sehari-hari.


Pengertian Air Biasa

Di sisi lain, istilah "air biasa" dalam konteks ini sering kali merujuk pada air dari sumber alami yang digunakan tanpa melalui penyedia layanan air seperti PDAM. Sumbernya bisa berupa air tanah, sumur bor, atau air permukaan seperti sungai dan danau, yang diambil langsung oleh masyarakat. Pada beberapa wilayah, masyarakat mengandalkan air tanah yang diambil melalui sumur bor atau sumur dangkal, terutama di daerah pedesaan atau tempat yang belum terjangkau jaringan PDAM.


2. Proses Pengolahan Air PDAM dan Air Biasa

Berikut Adalah Perbedaan Proses Pengolahan Air Biasa Dan PDAM.

Proses Pengolahan Air PDAM 

Salah satu perbedaan utama antara air PDAM dan air biasa adalah proses pengolahannya. PDAM memiliki fasilitas pengolahan air yang dilengkapi dengan teknologi khusus dan prosedur yang terstandarisasi untuk menjamin kebersihan dan keamanan air yang didistribusikan ke masyarakat. Berikut adalah tahapan umum dalam proses pengolahan air di PDAM:


1. Penyaringan Awal: Air mentah dari sumber akan disaring untuk menghilangkan partikel besar seperti daun, ranting, dan kotoran lainnya.

   

2. Koagulasi dan Flokulasi: Bahan kimia ditambahkan untuk mengikat partikel-partikel kecil agar membentuk endapan (flok) sehingga bisa dipisahkan lebih mudah.


3. Sedimentasi: Air dibiarkan dalam bak sedimentasi agar partikel berat turun ke dasar, membentuk endapan yang bisa diambil dan dibuang.


4. Filtrasi: Air melewati berbagai jenis saringan, seperti pasir dan karbon aktif, untuk menghilangkan partikel-partikel yang lebih halus serta bau atau warna yang tidak diinginkan.


5. Desinfeksi: Proses terakhir adalah desinfeksi dengan menggunakan klorin atau zat desinfektan lainnya untuk membunuh mikroorganisme yang berbahaya.


Proses-proses ini memastikan bahwa air yang keluar dari PDAM memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dapat digunakan secara aman oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk memasak dan minum.


Proses Pengolahan Air Biasa

Air biasa, seperti yang diambil langsung dari sumur atau sungai, sering kali tidak melalui proses pengolahan yang terstandarisasi. Masyarakat biasanya hanya melakukan penyaringan sederhana atau mungkin menambahkan beberapa zat untuk mengendapkan partikel-partikel kasar. Air dari sumur tanah misalnya, mungkin mengandung zat-zat seperti besi, mangan, atau kapur dalam kadar yang tinggi, tergantung pada karakteristik geologi di daerah tersebut. Selain itu, kualitas air ini sangat rentan terpengaruh oleh pencemaran lingkungan. Tanpa pengolahan yang tepat, air biasa mungkin tidak cukup aman untuk langsung dikonsumsi, dan sering kali memerlukan pemrosesan tambahan seperti perebusan untuk membunuh bakteri.


 3. Kualitas dan Keamanan Air PDAM dan Air Biasa

Perlu diketahui bahwa kualitas air PDAM dan air biasa memiliki perbedaan yang sangat signifikan.

 Kualitas dan Keamanan Air PDAM

Air PDAM dianggap lebih aman karena melalui proses pengolahan yang ketat dan pengujian secara berkala untuk memastikan kualitasnya sesuai standar. Pengolahan yang dilakukan PDAM melibatkan prosedur yang memadai untuk menghilangkan kotoran, zat kimia berbahaya, serta mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit. Air PDAM biasanya memiliki pH yang terkontrol, tidak mengandung zat kimia berbahaya dalam jumlah yang melebihi ambang batas, dan memenuhi standar kejernihan serta rasa. Hal ini menjadikan air PDAM umumnya aman digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tanpa perlu pemrosesan tambahan.


 Kualitas dan Keamanan Air Biasa

Di sisi lain, kualitas air biasa sangat tergantung pada sumbernya. Air tanah yang diambil melalui sumur bor, misalnya, mungkin mengandung mineral-mineral tertentu dalam kadar yang tinggi, seperti zat besi atau kapur, yang bisa memengaruhi rasa serta warna air. Selain itu, air dari sumber-sumber alami seperti sungai atau danau sangat rentan terhadap pencemaran industri, pertanian, atau rumah tangga yang dapat mengandung zat-zat kimia berbahaya seperti logam berat atau pestisida.


Tanpa pengolahan yang memadai, air biasa bisa menjadi sumber penyakit, terutama jika digunakan untuk minum atau memasak. Bakteri seperti E. coli, Salmonella, atau parasit seperti Giardia dan Cryptosporidium bisa terdapat dalam air yang tidak diolah. Oleh karena itu, air biasa dari sumber alami sebaiknya tidak langsung dikonsumsi dan memerlukan langkah-langkah tambahan untuk memastikan keamanannya, seperti dengan merebus air tersebut atau menggunakan filter khusus.


4. Biaya Penggunaan Air PDAM dan Air Biasa

Selain kualitas, biaya penggunaan air biasa dan PDAM juga memiliki perbedaan.

 Biaya Air PDAM

Karena melalui proses pengolahan dan didistribusikan oleh perusahaan daerah, penggunaan air PDAM memerlukan biaya yang dihitung berdasarkan jumlah pemakaian. PDAM biasanya menetapkan tarif per meter kubik air yang digunakan, dan tarif ini bisa bervariasi tergantung pada kebijakan daerah dan golongan pelanggan. Meskipun berbayar, layanan PDAM menawarkan kemudahan dalam akses air bersih, sehingga konsumen tidak perlu repot mengelola pengambilan dan pengolahan air sendiri.


Biaya Air Biasa

Air biasa yang diambil langsung dari sumur atau sumber alami biasanya tidak memerlukan biaya langsung, namun ada beberapa biaya terkait seperti pembuatan dan pemeliharaan sumur, penggunaan pompa air, dan peralatan lainnya. Meski air biasa terlihat lebih ekonomis, namun biaya awal untuk instalasi dan perawatan sumur bisa cukup tinggi. Selain itu, kualitas air yang tidak terjamin sering kali mengharuskan masyarakat untuk mengeluarkan biaya tambahan dalam hal pengolahan, seperti filter air atau zat kimia untuk desinfeksi.


5. Penggunaan Umum Air PDAM dan Air Biasa


 Penggunaan Air PDAM

Air PDAM sangat cocok untuk berbagai kebutuhan rumah tangga seperti memasak, mandi, mencuci, dan minum. Dengan kualitas yang telah dijamin oleh proses pengolahan, air PDAM dianggap lebih aman dan lebih nyaman digunakan tanpa perlu pengolahan tambahan. Namun, air PDAM belum bisa diakses di semua daerah, terutama di wilayah-wilayah terpencil atau yang infrastrukturnya belum memadai.


 Penggunaan Air Biasa

Di beberapa daerah, terutama di pedesaan, masyarakat masih banyak yang mengandalkan air biasa dari sumur atau sungai untuk keperluan sehari-hari. Untuk kebutuhan mencuci, menyiram tanaman, atau mandi, air biasa bisa digunakan tanpa masalah, asalkan kualitasnya cukup baik. Namun, untuk keperluan minum atau memasak, air biasa harus melalui pengolahan tambahan karena tidak semua air alami memiliki kualitas yang aman untuk dikonsumsi langsung.

6. Mana Yang Lebih Baik Antara Air Biasa Dan PDAM 

Air PDAM umumnya dianggap lebih baik daripada air biasa dalam hal kualitas, keamanan, dan kemudahan. Berikut beberapa alasan yang menjelaskan mengapa air PDAM sering kali menjadi pilihan yang lebih unggul:


1. Kualitas dan Keamanan Terjamin

 Air PDAM melewati proses pengolahan yang ketat untuk memastikan bahwa air yang sampai ke rumah pelanggan bebas dari bakteri, kotoran, zat kimia berbahaya, dan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit.

 Sebaliknya, air biasa, terutama yang diambil langsung dari sumur atau sumber alam lainnya, mungkin mengandung bakteri atau zat kontaminan yang tidak terlihat. Kualitasnya juga sangat bergantung pada lokasi, pengelolaan sumber, serta potensi pencemaran di sekitarnya.


2. Standar Pengolahan yang Sesuai Kesehatan

  PDAM memiliki standar yang diatur oleh pemerintah untuk pengolahan airnya, seperti menyesuaikan pH, mengontrol kandungan logam berat, dan memastikan kekeruhan serta kejernihan air memenuhi syarat.

  Air biasa sering kali tidak melalui pengolahan dengan standar khusus, sehingga kualitasnya bisa sangat bervariasi, dan tanpa pengolahan tambahan, air ini mungkin kurang layak untuk dikonsumsi langsung.


3. Kemudahan Akses dan Konsistensi

   Air PDAM biasanya disalurkan langsung ke rumah dengan aliran yang stabil (meskipun tergantung wilayah dan jam penggunaan). Ini memudahkan akses air bersih untuk kebutuhan sehari-hari tanpa perlu mengambil air sendiri.

  Air biasa mungkin perlu diambil menggunakan pompa, sumur, atau wadah, yang bisa cukup merepotkan, terutama jika sumber air jauh atau aksesnya sulit.


4. Lebih Aman untuk Kebutuhan Konsumsi

   Karena sudah melewati proses desinfeksi dan pengendalian kontaminan, air PDAM lebih aman untuk kebutuhan konsumsi seperti minum dan memasak.

   Air biasa sebaiknya diolah terlebih dahulu, misalnya dengan cara direbus atau disaring, terutama jika akan digunakan untuk minum, agar bakteri dan kontaminan potensial bisa diminimalkan.


5. Konsistensi Kualitas Sepanjang Tahun

   Air PDAM relatif stabil dari segi kualitas sepanjang tahun karena pengolahan dan pengawasannya yang terus dilakukan. 

 Air biasa, terutama dari sumur atau sungai, kualitasnya bisa berubah-ubah tergantung musim (misalnya, bisa lebih keruh saat musim hujan).


Kapan Air Biasa Bisa Menjadi Alternatif PDAM Dan Sebaliknya?

Meskipun demikian, ada situasi di mana air biasa menjadi alternatif yang cukup baik, terutama di wilayah yang belum memiliki akses PDAM atau di daerah pedesaan dengan sumber air tanah yang terjaga kualitasnya. Jika dilakukan pemeliharaan sumber dengan baik serta pengolahan dasar, air biasa bisa menjadi pilihan yang lebih hemat biaya.



Secara keseluruhan, jika Anda memiliki akses ke air PDAM, pilihan ini biasanya lebih aman, nyaman, dan terjamin kualitasnya untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, jika mengandalkan air biasa, pastikan untuk melakukan pengolahan tambahan agar lebih aman, terutama jika air akan digunakan untuk keperluan konsumsi.


Dalam memahami bedanya air PDAM dan air biasa, beberapa hal yang menjadi sorotan adalah sumber, proses pengolahan, kualitas, keamanan, biaya, dan kemudahan penggunaannya. Air PDAM, yang dikelola oleh perusahaan daerah dan melalui proses pengolahan standar, menawarkan kualitas dan keamanan yang lebih terjamin. Ini membuatnya cocok untuk kebutuhan sehari-hari dengan risiko kesehatan yang minimal. Di sisi lain, air biasa yang diambil langsung dari sumur atau sumber alami mungkin lebih ekonomis dan mudah diakses, namun kualitas dan keamanannya tidak selalu terjamin tanpa pengolahan tambahan.


Pada akhirnya, baik air PDAM maupun air biasa memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan masing-masing. Di daerah yang memiliki akses ke layanan PDAM, masyarakat bisa mendapatkan air dengan standar kualitas yang lebih tinggi dan aman. Sementara itu, di daerah yang belum memiliki jaringan PDAM, masyarakat bisa tetap menggunakan air dari sumber alami namun dengan langkah pengolahan tambahan agar lebih aman.

Previous Post Next Post

ads

Widget Donasi

Bank Seabank Indonesia

Bank Seabank Indonesia

Nomor Rekening: 901353934119

Nama Pemilik: MuslihUdin

Bank DIGITAL BCA / BCA DIGITAL (BLU BCA)

Bank DIGITAL BCA

Nomor Rekening: 007596829387

Nama Pemilik: MuslihUdin

Bank Syariah Indonesia (BSI)

Bank Syariah Indonesia

Nomor Rekening: Mohon Maaf Rekening Ini Sedang Limit

Nama Pemilik: MuslihUdin

Gopay

Gopay

Nomor: 0895405964539

QRIS

QRIS

Scan QR di aplikasi pembayaran untuk berdonasi.

نموذج الاتصال